Saturday, October 04, 2008

Nanggu Island (2) : Sampai di Pulau

Lamat-lamat mulai terlihat daratan, dengan deretan perdu dan pokok-pokok randu memagari pantai berpasir putih dan berkerikil warna kuning muda, reruntukkan terumbu karang yang terhempas ke pantai. Itulah Naggu.

Agak lega rasanya melihat daratan, paling tidak kalau terjadi apa-apa saya mampu berenang ke tepian. Amit-amit deh. Mendekati Nanggu, warna laut yang tadinya biru kehitaman berubah menjadi tosca, seperti warna batu amethyst kakak saya. Lalu mendekat ke daratan warnanya tergradasi menjadi biru muda, pucat. Mungkin tidak sepucat muka saya di tengah laut tadi....ssst ngga ada yang liat ini hehehe.

Dermaga di Naggu hanya berupa papan bersusun selebar satu meter yang menjuntai ke arah keramba terapung tempat menambatkan sampan. Di pagi hari sesekali jukung nelayan (perahu berlayar segitiga) singgah di sini, mereka mengantar ikan segar untuk dijual ke penginapan. Itulah menu kami hari itu, fresh seafood langsung dari laut. Semua supply kehidupan di pulau berawal dari sini. Air, makanan, dan semua kebutuhan hidup dibawa dengan sampan melalui dermaga ini dari Lombok. Kalau misalnya tiba-tiba ada yang sakit malam-malam gimana ya? Kalau ada badai atau high tide? .... tiba-tiba semua yang seram-seram muncul di benak. Tapi terlanjurlah saya mendarat di sini. This is the point of no return. Lagi pula terlalu sayang semua keindahan di pulau ini dilewatkan hanya gara-gara khayalan konyol ini. This gonna be my paradise!
Dengan panjang tak lebih dari 300 meter, mengelilingi Nanggu hanya perlu setengah jam berjalan. Dan Nanggu adalah sorga bagi para penyendiri, seperti saya. Ketika para penghuni lain sedang diving atau snorkeling di laut, saya memilih berjalan-jalan saja di pantai, lalu masuk ke hutan, terlihat tandus dengan ranting-ranting kering yang berserak. Tak ada unggas di pulau ini, hanya kadal dan kura-kura serta ular dan kepiting. Sesekali burung bangau putih singgah bergerombol saat musim migrasi, kata seorang penjaga. Setelah "berbelanja" ikan di pantai mereka melanjutkan perjalanan ke utara, untuk kembali ke benua Australia saat musim panas nanti. Para burung musafir, betapa bahagianya mereka di alam kebebasan.

No comments: