Saturday, October 04, 2008

Nanggu Island (4) : Pantai dan Damai

Pantai Barat
Pantai Barat adalah spot paling romantis di pulau ini, kata Nando, seorang pelancong dari Swiss yang baru menikah. Masih muda dan pergi bersama isteri nya, Caroline. Ya iyalah.... Bagi saya yang nggak ngerti makna kata "romatis" dalam konteks ini akan menerjemahkannya sebagai "yeah, it's where I chase the sunset and lay down waiting naked without anybody notice". I did.

Tapi benar juga sih kata Nando dan Caroline, buat mereka ngapain jauh-jauh datang dari Swiss kalau tidak ada yang istimewa di pulau ini. Apalagi bagi para backpackers dari Belarus itu, ngomong Inggris aja susah, kalau ngga ada yang special di sini it's a mere waste of time and energy.

Bagi saya, seorang pemburu senja, memang di sinilah tempatnya. Nanti sore pasti saya akan melewatkan setidaknya dua jam rebahan di pasir sambil memandangi horizon yang bersiap menangkap sang surya, tanda usainya muhibah keliling langit selama satu hari.

Pantai Tenggara
Pantai Tenggara menghadap ke ujung barat daya pulau Lombok. Melalui selat inilah jukung-jukung nelayan biasanya berlalu-lalang. Sesekali terlihat perahu motor Dream Divers yang membawa para peselam-peselam asing (saya tidak pernah melihat rombongan peselam lokal, padahal terumbu karang di daerah ini sungguh amat memesona). Well, anyway selain pegawai penginapan, saya juga satu-satunya penghuni lokal di pulau ini. Hmm.... bangsa yang aneh.... Jadi teringat traveling bareng Jo di Kamboja dan Laos.

Nah, ke pantai inilah arah silo saya menghadap. Keren kan.... makannya sebelum sarapan pagi, saya selalu nangkring di jendela, menghadap pantai. Mendengarkan riak-riak ombak yang menjilati bibir pantai, dan sesekali melihat layar jukung yang berwarna-warni melambai di kejauhan. Mandi pagi? Forget it lah. Di sini tidak ada air tawar untuk mandi. Jadi tinggal nyebur aja ke laut, pipis dan lap lap pakai handuk. Done!

Pantai Timur
Pantai Timur adalah pantai teduh. Tempat bermeditasi. Panjangnya tak lebih dari 150 an meter, melengkung seperti bumerang Australia. Di sini terdapat signboard "Welcome to Nanggu Island" karena perahu-perahu pasti melewati pantai ini. Di tepiannya terdapat balai-balai, tempat orang bermeditasi, dan tempat penjaga di waktu malam hari.

Saya paling suka ber-snorkeling di daerah sini. Lima meter dari bibir pantai sudah terdapat cekungan dalam yang berisi terumbu karang dan ikan Napoleon yang lucu itu. Sesekali lewat kumpulan ikan berwarna belang kuning dan hitam, persis harimau Sumatera. Ada juga tumbuh-tumbuhan berwarna ungu. Rumput-rumput lautnya berwana kehitaman, amat licin. Sayangnya menjelang siang, arus laut menjadi makin kencang, sehingga snorkle saya sering kemasukan air. Waktunya berbilas lalu berjemur lagi...

Pantai Utara
Pantai Utara berpasir kasar, berkerikil warna cokelat muda. Banyak sisa-sisa terumbu karang dan kerang yang terdampar di pantai ini. Sepertinya disini biasa dipakai buat bakar-bakaran di malam hari, terlihat dari sisa-sisa arang campfire yang tersisa.

Di belakang pantai ini terdapat hutan, yang dibelah oleh jalan setapak untuk mencapai Pantai Barat. Tidak seperti hutan-hutan biasa yang berisik suara serangga, hutan disini amat sunyi, dan kering. Pohon-pohon meranggas dan tak satupun binatang yang terlihat (mudah2 an tidak ada dino yg mucul tiba2 dari balik semak seperti di film Jurassic II, hii....)

Di ujung sebelah kiri pantai, terdapat bongkahan batu besar yang terlihat menyandar ke tebing, reclining rocks. Betapa dahsyat gelombang yang mengempaskannya ke pantai, mungkin ribuan tahun lalu.
Pantai Selatan

Pantai Selatan adalah dermaga, tempat bersauhnya sampan-sampan dan tempat dari mana semua kehidupan di pulau ini bermula. Tidak ada yang istimewa dari pantai ini, hanya saja ujung sebelah kirinya yang menyambung dengan Pantai Tenggara memang tempat snorkeling yang menarik. Saya suka berjemur disini juga, sambil memandangi lalu lalang perahu yang mengangkut makanan dan air ke Nanggu.

No comments: