Saturday, October 04, 2008

Nanggu Island (3) : Meditating

Pergi ke Nanggu adalah untuk menyendiri. Walaupun datang beramai-ramai, tetap saja ada momen-momen dimana kita pasti ingin menyendiri di pulau ini.

Setelah berjalan-jalan mengelilingi pulau, saya ingin kembali ke penginapan, sebuah silo berbentuk panggung, rumah tradisional orang Sasak. Di depan jendela saya adalah pantai Tenggara, pulau Lombok terlihat jelas dari sudut ini. Juga pulau Suda yang hanya beberapa ratus meter saja dipisahkan oleh selat.

Di depan silo nomor 6 tempat saya menginap ada balai-balai tempat orang memandang laut. Nah, disitulah si David rupanya nongkrong dari tadi. Dia adalah seorang backpacker dari Belarus, katanya negara nya itu dekat dengan Rusia, antara Ukraina dan Latvia. Well, simply somewhere in eastern Europe deh... dan dia berbahasa Rusia. Dia datang berempat dengan teman-teman kampus nya, mereka semua sedang diving. David menyendiri, seperti saya.
Kembali ke kamar, rasanya sayang, hari masih sore dan sebentar lagi senja. Akhirnya saya ambil tripod dan berjalan lagi ke pantai Barat. Menunggu senja.

Pasir pantai Barat ini sangar lembut, lebih empuk dari spring bed di kosan saya. Warnanya putih, seperti gula pasir yang diberi pemutih di supermarket. Tiduran dulu ah.....

Banyak sekali potongan terumbu karang dan kerang-kerang yang terhempas ke pantai, saya paling suka dengan teripang merah, warnanya eksotis. Sayangnya warna merahnya hanya akan menyala jika dibasahi dengan air laut, jadi kalau di bawa pulang warnanya akan pudar menjadi kecoklatan. Memang, seperti kata ayah saya dulu, jika pergi ke pulau terpencil janganlah membawa sesuatu kecuali kenangan, dan janganlah meninggalkan sesuatu kecuali jejak. Alright, Dad. You're right.

No comments: